Judul :
SALAH SIAPA AKU MATI ?
Tema :
Antara Persahabatan dan Dendam
Konflik :
Kisah Persahabatan yang terputus akibat suatu fitnah dan berakhir dengan kematian
Penokohan
- Nadia utami sebagai Fhy (tidak pilih-pilih namun pendedam)
- Nurhadiyati sebagai Natasya (cerewet , sinis , dan ingin menang sendiri)
- Ainita safira sebagai Vero ( Tomboy , cerewet , dan merasa paling berkuasa)
- Atut sulistianingrum sebagai Dara (baik , penurut dan mudah percaya)
- Raatih kusuma sebai Nike (baik , pintar dan penolong)
- Muhklis A.B sebagai Bill (bersikap dingin dan misterius)
- Boedi andrianto sebagai Aldo (jahil dan pencari masalah)
- Imam Rasyidi sebagai Jerry (penurut namun mudah terhasut)
- Bagus guntur sebagai Narator
Sinopsis
Sahabat jadi benci itu adalah hal yang biasa
terjadi di kalangan remaja pada umumnya. Namun apa yang terjadi jika suatu
persahabatan menjadi dendam dan akhirnya saling membunuh?
Di salah satu sekolah menengah atas di kota
Kendari terdapat empat orang sahabat yang memiliki sifat yang berbeda-beda.
Mereka adalah Vero, Natasya, Fhy, dan Dara.Diantara mereka berempat, Vero-lah
yang terlihat tomboy sementara Dara sangat feminim.
Disisi lain, banyak yang iri dengan
persahabatan mereka terutama dikalangan para cewek sekolah, dan membuat banyak
laki-laki merasa ingin menghancurkan eratnya persahabatan mereka, termasuk Aldo
dan Jerry. Mereka berdua dengan sengaja membuat sebuah taruhan tak masuk akal
dengan maksud tertentu hingga menjadi awal dari kisah tragis yang menimpa
sebagian siswa maupun siswi di SMAN 4 Kendari.
Saat-saat menegangkan dan penuh ancaman pun
dimulai ..
ADEGAN 1
Siang hari sejak tadi pagi hujan tak kunjung
reda. Di dalam kelas yang terdapat berbagai kursi dan meja yang tertata rapi
terjadi suatu keseruan tersendiri bagi siswa-siswi XII IPA3 karena
salah satu guru yang seharusnya mengajar pada jam terakhir tidak kunjung datang
ke kelas mereka. Ada seorang siswi sedang menyisir rambutnya.Dan beberapa siswa
lainnya terlihat tengah asyik berbincang dan tertawa cekikikan.
Aldo:
“Kenapa ya.., persahabatan mereka kok sangat erat? Ingin rasanya melihat
persahabatan mereka jadi putus, tapi bagaimana caranya?(diam sambil
memikirkan sesuatu)“
Jerry: “Hoi!
(menepuk pundak Aldo). Melamun sendiri, ikutan dong! Mang ada apa, bro?”
Aldo:
“Gila...! Bikin kaget...! Coba lihat mereka berempat! (menunjuk ke arah Natasya
d.k.k)“
Jerry:
“Kenapa? Naksir ya?”
Aldo:
“Sepertinya....tapi pengen lihat mereka bubaran dulu.”
Jerry: “Kamu
curi saja dompetnya Vero si galak itu, terus taruh di dalam tasnya Natasya atau
Fhy, Vero pasti bakal nuduh diantara mereka berdua.”
Aldo:
“Jadi, Dara mau diapain? (teriak)“
Jerry:
“Psssst! (menutup mulut Aldo) Yang tadi itu bohongan, jangan dianggap
serius, bodoh!”
Terlihat Vero masuk kedalam kelas dengan tawa
yang terbahak-bahak.
Vero:
“Ahahahaha...! Nat, coba deh lihat model rambut modis-ku! (sambil memainkan
rambutnya dengan jarinya) Keren kan?!”
Natasya:
“Idiiih, apanya yang keren? Norak tau!”
Vero:
“Ahahahaha! Bilang aja ngiri..(menarik rambut Natasya)“
Natasya: “Ah,
ah! Iya iya, bagus ah..!”
Fhy: “Eh,
aku ke kantin dulu ya?! (langsung menoleh kearah Dara) Ra, temenin aku
dong?”
Dara:
“tunggu ... ! (menuju mejanya dan mengambil buku pelajaran) Sekalian temenin aku ke
perpus balikin buku ini.”
Sementara berjalan menuju pintu kelas, tiba-tiba
seorang siswi terlihat buru-buru masuk ke dalam kelas dan tanpa sengaja
menabrak Dara dan juga Fhy didepannya hingga buku-buku yang dibawa Dara ikut
terlempar.
Fhy: “(merintih)
Aaaauch!!! Kakiku!”
Dara: “(memungut
buku-bukunya) aduhh ... Buku-buku pinjamanku”
Nike: “(membantu
Fhy berdiri) Sorry ya Fhy, Dar. Lagi buru-buru tadi, ga sengaja kok! (memelas) maaf ya?”
Fhy:
“(memegang kakinya yang sakit) Iya, ga apa-apa.”
Dari kejauhan terlihat Vero dan Natasya
beserta murid yang lain menghampiri tempat kejadian tersebut hingga membentuk
suatu barisan. Tanpa sadar Nike telah mendapat tamparan bertubi dari Natasya
juga Vero.
Natasya: “(menampar
Nike) PLAKK! Perempuan bodoh ! Cari gara-gara ya! (dengan nada membentak).”
Nike: “(merintih
dan mencoba menahan air matanya) Apa maksud kamu, Nat?”
Natasya: “Apa
maksud kamu, Nat? Apa maksud kamu, Nat? (nada mengejek) Pura-pura bego’
apa bego’ beneran sih, hah!”
Vero:
“Udah, sekarang kamu pergi sana! Lain kali kalo jalan ga usah sampai buru-buru
deh..”
Nike:
“Tapi…. (belum sempat ia berkata, tangan kanan Vero telah menempel di pipi
kirinya)“
Vero:
“Banyak ngomong luu !”
Akhirnya air mata yang tertahankan sejak tadi
kini tak mampu dibendung lagi keluar dari mata Nike.Dia mencoba mencari celah
dari kesalahpahaman teman-temannya dengan berkata yang sejujurnya namun tak
dapat dipercaya oleh Natasya dan Vero.Kemudian mampu diredam oleh seorang siswa
baru di sekolah itu.
Nike: “(memegang
pipinya sambil menangis) Aku buru-buru ke kelas itupun karena ada suatu hal
yang harus aku sampaikan pada kalian, tapi aku ga bermksud untuk menabrak Dara
dan Fhy.”
Natasya: “Oh, masih berani mengelak rupanya ya? (tiba-tiba
dengan kasar menarik-narik tangan Nike bersama Vero)“
Vero: “Sini
kamu! (dengan kuat menarik-narik tangan Nike)“
Fhy & Dara: “(mencoba melerai) Cukup! udah dong!”
Dan di ujung pintu telah berdiri seseorang
yang belum sempat diperkenalkan oleh Nike. Dia adalah Billy Sandora, siswa baru
dari luar kota. Semua mata tertuju padanya.
Bill: “(berteriak)
Lepas!”
Nike: “(berusaha
melepaskan diri) Tolong, Bill!”
Vero & Natasya: “Diam!!!”
Bill:
“Lepas! Lepaskan dia, perempuan bodoh!”
Natasya: “(terbata)
A..aa.. apa???!”
Bill: “Masih
belum dengar?! Lepaskan!”
Mereka berdua pun melepaskan Nike dan menjauh
dari keramaian sesaat menuju arah luar kelas.Disaat yang bersamaan bel berbunyi
panjang.
********************
ADEGAN 3
Keesokan harinya pada saat bel istirahat
berbunyi, semua siswa maupun siswi diwajibkan mengikuti rapat konsulat di Aula
sekolh. Dimana pada saat itu telah terjadi perdebatan antara Vero, Natasya,
Fhy, dan Dara, yang bermula dari surat kiriman seseorang yang ada di dalam tas
Fhy.
Vero:
“Malas deh ikutan rapat. Kantin yuk?!”
Natasya, Fhy & Dara: “Yuk!”
Merekapun beranjak pergi dari kelas.Tidak
lama mereka berjalan, Vero merasa ada yang terlupa.
Vero:
“Wait! Aku lupa cerminku! Ah, rambutku!”
Natasya:
“Butuh sisir?”
Fhy: “Kalo
cermin sih ada, ambil aja di dalam tas! (menunjuk tasnya)“
Vero: “(
sambil membuka tasnya dan terlihat sedang mencari sesuatu dan wajahnya sangat
gelisah ) Mana sih?! (menemukan surat)Kertas apa ini?”
Natasya: “(merampas
surat yang sementara dibaca oleh Vero kemudian membacanya dengan lantang)
O’.. o’.. o’..(menepuk tangan)Jadi ini yang yang dibilang sahabat?”
Fhy: “(bingung
sambil melongo) Surat untuk siapa? Sorry, Nat. barangkali itu bukan buat
aku.”
Vero: “(mendorong
pundak Fhy dengan kasar) Lagak! Main belakang ya?! Tau ga, yang suka sama
Jerry itu bukan cuma kamu aja! Tuh, Natasya lebih dulu dibanding kamu! (sekali
lagi mendorong pundak Fhy dengan kasar)“
Dara: “(shock
melihat pertengkaran diantara persahabatan mereka) Sudah! Sudaaaah!
Persahabatan macam apa ini?! Lagi-lagi Jerry, masih banyak cowok lain selain
dia, kenapa sih milih dia?!”
Natasya: “(membentak
Dara) What!!! Si blo’on ini udah mulai ngajar nih, Ver. Ahahahaha!”
Dara: “(menampar
Natasya hingga terjatuh) Jahat!”
Natasya: “(merintih
dan memegang pipinya) Aaaaaaah!”
Vero: “(mendorong
Fhy hingga terjatuh kemudian mendorong Dara hingga tersungkur) Ih, kurang
ajar deh!!!”
Natasya: “(bangkit
lalu menjambak rambut Dara dengan kasar memaksanya untuk berdiri) Jangan
sok cantik kamu, hah!”
Dara: “(mencoba
melepas tarikan Natasya namun tak bisa) Aaah! Nat, jangan! Sakit, Nat!
Aah!”
Natasya: “(terus
menjambak) Aku udah muak dengan gaya sok lugumu itu, aku tahu kamu suka
sama Jerry dan diam-diam sering merhatiin dia, hah! Wanita sial!”
Dara: “(berteriak
kesakitan) Nat!!!!”
Fhy: “(memukul
tangan Natasya untuk menolong Dara) Kamu gila ya?!! Mo ngebunuh, hah!
Lepasin!!”
Vero: “(menjambak rambut Fhy tiba-tiba hingga tersungkur kebelakang) Persahabatan ini udah
hancur! Urusan kita belum selesai! Aku muak dengan sok kebaikanmu.Wanita sial!”
Fhy: “(berusaha
mencakar wajah Vero dan mengenai pelipis mata bagian kanan Vero hingga
berdarah) Aaaah! kurang ngajar !”
Vero: “(melepas
jambakannya dan merintih kesakitan memegang pelipisnya) Ah, darah!
Mataku?!Aaah!”
Fhy: “(berlari
dan mencoba memukulkan pot bunga yang ada di meja guru ke kepala Natasya) kamu
yang sial!”
Vero: “(berteriak)
Awas, Nat!”
Natasya: “(berbalik
namun pot bunga tersebut sudah mengenai kepalanya hingga ia pingsan) Oh,
kepalaku. kurang ngajar kau, Fhy!”
Fhy: “(menolong
Dara yang bibirnya telah berdarah akibat jambakan dan tamparan bertubi-tubi
dari Natasya) Ra, sadar, Ra! Bangun! Ayo lari dari sini!”
Dara: “(terkejut
karena melihat sosok Vero yang sedang berdiri diatas Fhy dengan memegang pot
bunga penuh amarah) Effff..effff.. fhy! Diii.. be.. belakang.. mu! (terbata)“
Fhy: “(tanpa
ia sadari bahwa pot bunga begitu cepat melayang kearahnya dan membuat bibirnya
ikut berdarah) Ugh! Ini sekolah, Ver. Hentikan! (menahan darah yang
keluar dari mulutnya)“
Vero: “(menarik
baju Fhy hingga berdiri tepat dihadapannya) Ahahahaha! Ini kamu,
Fhy?!Ahahahaha!”
Tiba-tiba Dara bangkit dan membentangkan
tangannya dihadapan Vero yang mencoba membunuh Fhy. Namun apa daya, iapun
terhempas kemudian tersungkur pingsan di sudut lantai.
Dara: “(membelakangi
Fhy sambil membentangkan tangannya) Jangan, Ver. Kita sahabatan, Ver.
Kasihan Fhy..(lesu)“
Vero: “(menampar
Dara sekuat-kuatnya hingga iapun ikut terjatuh namun Dara pingsan) Awas,
bodoh!!”
Natasya: “(bangkit
dan menghampiri Fhy yang masih dalam posisi berdiri membelakangi tembok kelas) Rasakan
ini, wanita sialan! (menghantamkan kepala bagian belakang Fhy ke tembok
sebanyak 10 kali) Ahahahaha!”
Fhy:
“Na’..na’.. natttt.. (terbujur kaku di lantai dengan pakaian yang bersimbah
darah akibat hantaman)“
Vero: “(teriak)
Nattttttt!”
Dara: “(menangis
sambil menutup mulut karena shock) hikss..hikss.. apa yang telah kalian
lakukan? Hikss..”
Natasya: “(menoleh
kearah Dara) Diam kamu! Atau kamu akan aku bunuh juga, Dar!”
Vero:
“U’..u’.. udah, Nat! be’.. be’.. resin.. ma’.. yatnya! (terbata)”
Tubuh Fhy yang sebelumnya ingin dibuang ke
danau akhirnya dibatalkan karena ketakutan akan siswa lain yang melihat mereka
sedang membawa mayat, lebih memilih menyembunyikan di dalam gudang sekolah yang
terletak agak jauh dari kelas mereka. Dan tak lupa mereka membersihkan bercak
darah yang ada di lantai kelas sehingga tidak menimbulkan suatu
kecurigaan.Namun, sejak saat itu hubungan antara Vero, Natasya, dengan Dara
kurang baik.
********************
THE
END